Probolinggo, 20 April 2025 — Rencana Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk memanfaatkan sumber air Ronggojalu di Kabupaten Probolinggo guna memenuhi kebutuhan air bersih warganya menuai tanggapan dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Muad, anggota DPRD Kabupaten Probolinggo dari Fraksi PKB, yang meminta agar pemerintah mengkaji ulang rencana tersebut dengan mempertimbangkan kondisi masyarakat lokal terlebih dahulu.
“Pemerintah saya harap mengkaji ulang rencana Kabupaten Lumajang mengambil air dari Ronggojalu. Sebab, setiap musim kemarau, masyarakat—terutama di wilayah Tegal Siwalan—rutin mengalami kesulitan air bersih,” ujar Muad.
Sebagai wakil rakyat dari Dapil IV yang mencakup wilayah-wilayah rawan kekeringan, Muad menyebut bahwa hampir setiap tahun ia menerima keluhan dari masyarakat terkait krisis air bersih. Bahkan, dirinya pernah turun langsung meminta PDAM Kabupaten Probolinggo untuk mengirimkan tangki air ke desa-desa terdampak di Kecamatan Tegal Siwalan.
“Ini bukan sekadar isu musiman. Ini soal kebutuhan dasar yang belum tuntas. Sebelum bicara distribusi ke luar daerah, kita harus pastikan warga kita sendiri tidak lagi kesulitan air bersih,” tambahnya.
Data dari BPBD Kabupaten Probolinggo mengonfirmasi bahwa beberapa desa di Kecamatan Tegal Siwalan dan sekitarnya masuk kategori wilayah rawan kekeringan. Minimnya jaringan perpipaan air bersih membuat warga sangat bergantung pada suplai air dari PDAM, terutama di musim kemarau. (Radar Bromo, 2023)
Sementara itu, Pemkab Lumajang menyebut penyaluran air dari Ronggojalu sebagai solusi jangka panjang bagi warganya di Kecamatan Ranuyoso, Klakah, dan Kedungjajang. Rencana tersebut telah mendapat lampu hijau melalui kerja sama antar pemerintah daerah dan rencananya akan diajukan ke Kementerian PUPR untuk pendanaan dari APBN. (D-One News, 2023)
Namun Muad menegaskan, kerja sama antar daerah tidak boleh mengesampingkan kepentingan dasar masyarakat lokal. Ia berharap pemerintah Kabupaten Probolinggo memberi perhatian lebih terhadap wilayah-wilayah yang selama ini mengalami kesulitan air setiap tahun.
“Kalau kebutuhan air bersih warga Probolinggo terpenuhi dengan baik, maka barulah kita bisa bicara soal solidaritas antar daerah. Prioritas pertama tetap harus kesejahteraan dan kebutuhan rakyat sendiri,” ujarnya.
Sebagai anggota DPRD yang dikenal dekat dengan konstituennya, Muad menegaskan komitmennya untuk terus mengawal isu-isu dasar masyarakat, terutama yang berkaitan langsung dengan layanan publik seperti air bersih.