Ketua PANJA Pupuk yang juga ketua fraksi PKB Muchlis S.PD. : Petani Sulit Dapat pupuk, Ada yang bermain ?
Probolinggo – Ketua Panitia Kerja (Panja) Pupuk Bersubsidi DPRD Kabupaten Probolinggo yang juga Ketua Fraksi PKB, Muchlis, S.Pd., menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke distributor pupuk CV Karya Cipta Membangun di Kecamatan Maron. Sidak ini dilakukan sebagai respons atas banyaknya laporan petani terkait kelangkaan pupuk bersubsidi dan harga yang tidak wajar di lapangan.
Dalam sidak tersebut, Muchlis menemukan dugaan kebocoran distribusi pupuk bersubsidi yang bukan hanya melibatkan kios, tetapi juga kelompok tani (poktan) fiktif yang menerima jatah pupuk dalam jumlah besar lalu menjualnya kembali kepada petani dengan harga lebih tinggi.
“Kami mendapati indikasi kuat adanya permainan dalam distribusi pupuk bersubsidi. Bukan hanya kios yang menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), tetapi juga poktan-poktan fiktif yang seharusnya tidak berhak mendapat pupuk. Ini jelas merugikan petani dan harus segera ditindak!” tegas Muchlis.
Sidak ini dilakukan di distributor milik Suwondo, yang bertanggung jawab atas distribusi pupuk di wilayah Maron dan Krucil. Suwondo sendiri menegaskan komitmennya untuk menjaga distribusi pupuk sesuai aturan dan siap menindak tegas kios yang terbukti menjual pupuk di atas HET.
“Kami tidak ingin ada spekulan yang bermain di distribusi pupuk. Jika ada kios yang terbukti melanggar kesepakatan dan menjual pupuk lebih mahal dari HET, kami akan ambil tindakan tegas!” ujar Suwondo.
Muchlis menegaskan bahwa DPRD, khususnya seluruh PANJA PUPUK dan juga fraksi akan terus mengawal permasalahan ini agar pupuk bersubsidi benar-benar sampai ke tangan petani yang berhak.
“Kami tidak akan tinggal diam! Panja Pupuk Bersubsidi DPRD Kabupaten Probolinggo akan mengusut tuntas persoalan ini dan memastikan petani tidak terus-menerus menjadi korban mafia pupuk!” pungkasnya.
Dengan sidak ini, diharapkan distribusi pupuk bersubsidi bisa lebih transparan dan adil, serta tidak lagi dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan dengan mengorbankan para petani.