-->

Notification

×

Legislator Jatim dan DPRD Probolinggo FPKB Dorong Pemerataan Pembangunan di Dataran Tinggi

Minggu, 27 April 2025 | April 27, 2025 WIB | Last Updated 2025-04-27T12:14:04Z

robolinggo, 27 April 2025 —

Tingkat kemiskinan ekstrem di Kabupaten Probolinggo kembali menjadi perhatian serius dalam forum Halal bi Halal Lora Bergerak Tuk Perubahan (LBP) yang digelar di Pondok Pesantren Badridduja, Kraksaan, Sabtu (26/4).

Anggota DPRD Jawa Timur Multazamudz Dzikri atau Mas Azam, bersama Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Probolinggo Mochammad Alfatih atau Gus Fatih, kompak menyoroti kondisi kemiskinan yang membelit tiga kecamatan: Krucil, Tiris, dan Gading.


“Krucil, Tiris, dan Gading adalah cermin nyata ketimpangan pembangunan di Kabupaten Probolinggo. Kita harus bergerak dari bawah, melalui konsolidasi kader, untuk mengubah kenyataan ini,” tegas Mas Azam dalam sambutannya.


Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Probolinggo menunjukkan bahwa per Maret 2024, tingkat kemiskinan kabupaten ini mencapai 16,45%, dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 197.110 jiwa. Angka ini jauh di atas rata-rata Provinsi Jawa Timur yang berada di angka 9,56%, dan menempatkan Kabupaten Probolinggo di posisi keempat daerah termiskin di provinsi tersebut.


Dalam laporan Program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) 2024, Kecamatan Krucil tercatat memiliki 7.041 keluarga miskin ekstrem, diikuti Tiris dengan 5.593 keluarga, dan Gading 3.355 keluarga. Ini menegaskan bahwa kawasan pegunungan di Probolinggo masih menjadi kantong utama kemiskinan ekstrem.


Dalam kesempatan yang sama, Gus Fatih menegaskan pentingnya peran legislatif dalam mengawal anggaran dan program pembangunan yang berkeadilan.

“Kami di DPRD, khususnya Komisi III, memastikan bahwa APBD harus berpihak kepada rakyat miskin. Infrastruktur jalan, layanan pendidikan, dan penguatan ekonomi desa harus menjadi prioritas utama,” ujar Gus Fatih.


Selain Mas Azam dan Gus Fatih, acara ini juga dihadiri oleh Ketua Umum Lora Bergerak Tuk Perubahan (LBP), Fahmi AHZ atau Ra Fahmi, yang juga merupakan Wakil Bupati Probolinggo.

Dalam sambutannya, Ra Fahmi mengajak seluruh kader LBP untuk menjadi bagian dari gerakan perubahan sosial.

“LBP harus hadir di tengah rakyat, bukan sekadar seremoni. Kita harus berkontribusi nyata dalam mengatasi kemiskinan dan ketertinggalan,” ujar Ra Fahmi.


Berbagai faktor struktural memperparah kemiskinan di Krucil, Tiris, dan Gading, di antaranya:

• Kondisi geografis dataran tinggi yang sulit dijangkau.

• Ketergantungan pada sektor pertanian sengon yang kurang produktif.

• Rendahnya tingkat pendidikan dengan rata-rata lama sekolah hanya 6,13 tahun (BPS 2024).

• Tingginya prevalensi pernikahan dini dan stunting di kawasan tersebut.


Sebagai bentuk intervensi, Pemerintah Kabupaten Probolinggo menyalurkan bantuan pangan berupa beras 10 kg kepada 7.778 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dengan distribusi terbanyak di Krucil, Tiris, dan Gading.

Program-program inovatif seperti Gesek EkstremGema Paris, dan Pro-Beraksi juga diluncurkan guna mempercepat pengentasan kemiskinan dan perbaikan kondisi sosial-ekonomi di desa-desa tertinggal.


Namun, tantangan ke depan masih besar. Ketimpangan spasial antara wilayah dataran tinggi dan dataran rendah di Kabupaten Probolinggo mengharuskan adanya pendekatan pembangunan yang lebih inklusif, berbasis komunitas, dan berkelanjutan.


“Pembangunan tidak hanya sekadar infrastruktur fisik, tetapi juga pemberdayaan manusia. Kita harus membangun ekonomi rakyat, memperbaiki layanan dasar, dan memperluas akses pendidikan bermutu,” pungkas Gus Fatih di akhir pertemuan.

×
Berita Terbaru Update
Lapor Portal

Dukung Portal Probolinggo

QRIS Portal Probolinggo

Scan kode QRIS di atas untuk berdonasi

💸
Scan QRIS untuk Donasi

QRIS Portal Probolinggo

-->