PAITON-Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH. Moh. Zuhri Zaini, BA, memberikan pesan khusus kepada mahasiswa baru Universitas Nurul Jadid (UNUJA) saat kegiatan Orientasi Pengenalan Kampus dan Pesantren (Ospektren) 2025. Dalam tausiyahnya, beliau menegaskan pentingnya ilmu, amal, dan akhlak sebagai fondasi utama dalam menempuh kehidupan akademik maupun sosial.
Menurut KH. Zuhri, pendidikan tidak berhenti pada penguasaan teori, tetapi harus diarahkan untuk membekali mahasiswa dengan manfaat jangka panjang, baik bagi kehidupan dunia maupun akhirat. “Bekal hidup bukan hanya berupa materi seperti uang dan makanan, melainkan juga ilmu, amal, serta nilai rohani. Tujuan akhirnya adalah kebahagiaan abadi, bukan sekadar kegembiraan sesaat,” ujarnya di hadapan peserta Ospektren.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa mahasiswa UNUJA sebagai bagian dari kampus pesantren perlu memahami dua dimensi kehidupan: dunia dan akhirat. Bekal dunia memerlukan kerja dan materi, sementara bekal akhirat menuntut amal yang benar dan dilandasi ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, mahasiswa dianjurkan untuk memilih program studi sesuai potensi diri sekaligus kebutuhan masyarakat.
KH. Zuhri juga menegaskan bahwa ilmu pengetahuan tanpa diiringi keterampilan dan akhlak mulia tidak akan membawa manfaat yang sesungguhnya. “Banyak orang pintar, tetapi gagal menjadi teladan karena karakternya kurang baik. Maka mahasiswa harus menyeimbangkan ilmu dengan pembentukan karakter, baik dalam hubungan dengan Allah maupun sesama manusia,” pesannya.
Arahan tersebut menjadi penegasan bahwa Ospektren bukan hanya sekadar kegiatan seremonial pengenalan kampus. Lebih dari itu, momen ini menjadi titik awal bagi mahasiswa baru UNUJA untuk menata visi hidup, menjadikan ilmu, amal, dan akhlak sebagai bekal utama dalam perjalanan akademik maupun pengabdian di tengah masyarakat.(ma/su)
