
PROBOLINGGO-Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Probolinggo bersama Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) menggelar kegiatan sosialisasi dan pelatihan di Pondok Pesantren Salafiyah Walisongo, Desa Sidopekso, Kecamatan Kraksaan, Selasa (21/10/2025). Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 09.00 hingga 12.30 WIB dan diikuti puluhan santri putra-putri serta para pengasuh pesantren.
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Probolinggo, Tri Yuliastanto, Kasi Perlindungan Perempuan dan Anak, Agung Tri Cahyo, serta Konselor PUSPAGA, Ahmad Hafizi, yang juga bertindak sebagai pemateri dan pemandu utama kegiatan pelatihan. Turut mendampingi pula Irahatunnufus dan Siti Aisyah, staf bidang PP & PA dan PUHA Dinas P3AP2KB.
Dari pihak pesantren, kegiatan ini disambut langsung oleh Gus Achmad Sultoni, Kepala Biro Pendidikan PPS Walisongo; K.H. M. Zainuddin, Kepala Pesantren; K.H. M. Imam Syafi’i, Kepala SMAI Miftahul Afkar; K. Mustofa Murtadho, Kepala Madrasah Diniyah; serta Ny. Khotijah (Sekretaris Yayasan) dan Ny. Robiatul Hasanah (Bendahara).
Setidaknya 40 santri-terdiri dari 20 putra dan 20 putri-mengikuti kegiatan ini dengan penuh semangat. Dalam sambutannya, Gus Achmad Sultoni menegaskan bahwa pesantren merupakan tempat untuk menuntut ilmu, membentuk jati diri, menumbuhkan kemandirian, dan mengajarkan nilai pengabdian kepada guru.
“Pesantren sudah sejak lama menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, ketuhanan, dan kebangsaan jauh sebelum Indonesia berdiri. Nilai-nilai ketuhanan, kerakyatan, dan kemasyarakatan yang menjadi dasar negara kita bersumber dari ajaran Rasulullah SAW dan itu tumbuh di pesantren,” tegas Gus Sultoni.
Ia juga menambahkan bahwa mereka yang mengkritik atau menyepelekan pesantren sejatinya tidak memahami sejarah bangsa. “Tanpa pesantren, mungkin negara ini tidak akan seperti sekarang,” ujarnya menekankan.
Sementara itu, Ahmad Hafizi dari PUSPAGA yang memandu kegiatan pelatihan menjelaskan bahwa sosialisasi ini bertujuan memperkuat mental spiritual, kepercayaan diri, dan kepedulian sosial para santri. Melalui pelatihan yang interaktif, para peserta diajak memahami pentingnya menghargai diri sendiri dan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.“Kehidupan sosial tidak bisa dijalani sendirian. Kita perlu saling menghargai, memahami, dan menolong agar tercipta lingkungan yang harmonis, baik di pesantren maupun di masyarakat,” tutur Hafizi.
Kepala UPT PPA Kabupaten Probolinggo, Tri Yuliastanto, menambahkan bahwa kegiatan semacam ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam memperkuat sistem perlindungan anak berbasis pesantren.
“Pesantren punya peran besar dalam membentuk karakter generasi muda. Karena itu, sinergi antara pemerintah dan pesantren sangat penting untuk membangun ketahanan mental dan spiritual anak-anak kita,” ujarnya.
Kegiatan sosialisasi ini diakhiri dengan dialog interaktif antara santri dan narasumber, di mana para santri aktif bertanya dan berbagi pandangan tentang pentingnya saling menghormati dan menjaga lingkungan sosial yang positif.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan muncul generasi santri yang tangguh secara mental, cerdas secara spiritual, serta peduli terhadap sesama-sejalan dengan semangat membangun bangsa yang beradab dan berkeadilan.(ma/su)