Probolinggo – Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo dari Dapil 4, Arif Hidayat, angkat suara terkait rencana kerjasama pembangunan infrastruktur pipa air antara Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang yang dikenal dengan proyek Probolajang. Ia mendesak Pemerintah Kabupaten Probolinggo untuk tidak terburu-buru melanjutkan proyek tersebut sebelum memastikan bahwa kebutuhan air warga di sekitar sumber air Ronggojalu benar-benar telah terpenuhi.
“Air untuk siapa? Masyarakat kita sendiri, terutama yang tinggal di wilayah selatan dan dekat sumber air Ronggojalu, sampai hari ini masih banyak yang kesulitan mendapatkan air bersih. Ini harus jadi perhatian utama pemerintah,” tegas Arif saat diwawancarai, Selasa (23/4).
Menurut Arif, proyek lintas kabupaten memang tidak bisa langsung ditolak, namun harus dikaji secara komprehensif dengan mengedepankan kepentingan masyarakat Kabupaten Probolinggo terlebih dahulu. Ia menegaskan bahwa yang menjadi soal bukan kepemilikan sumber air, melainkan keadilan dalam pemanfaatannya.
“Saya tidak sedang memperdebatkan siapa pemilik Ronggojalu, tapi saya ingin memastikan bahwa rakyat kita yang tinggal di dekat sumber air itu sendiri tidak justru menjadi yang terakhir mendapat haknya. Ini bukan sekadar soal distribusi air, tapi soal keberpihakan,” ujarnya.
Sebagai wakil rakyat, Arif menegaskan bahwa kebutuhan dasar seperti air bersih adalah hal yang tak bisa ditawar. Pemerintah, kata dia, memiliki kewajiban moral dan konstitusional untuk memastikan kebutuhan hidup dasar rakyatnya terpenuhi.
“Distribusi air ini harus adil. Jangan sampai demi proyek besar, justru mengorbankan hak dasar masyarakat yang sudah lama berharap akses air bersih. Ini soal keadilan sosial, dan pemerintah harus berdiri di pihak rakyat kecil,” jelasnya.
Arif juga meminta Bupati Probolinggo untuk memberikan pernyataan resmi dan tegas terkait posisi pemerintah daerah dalam proyek ini. Ia berharap agar kebijakan air bersih menjadi salah satu program prioritas yang dirancang dengan prinsip pemerataan.
“Saya mendesak bupati untuk segera menyampaikan sikap resmi. Jangan sampai ada kesan bahwa Pemkab mengabaikan jeritan warga yang sudah bertahun-tahun kesulitan air. Kerjasama boleh, tapi jangan sampai melukai rasa keadilan,” tegasnya.
Sebagai penutup, Arif menyerukan agar ke depan pembangunan infrastruktur air tidak hanya fokus pada ekspansi, tetapi juga menjamin ketahanan dan ketersediaan air untuk seluruh masyarakat Probolinggo, terutama mereka yang tinggal paling dekat dengan sumber daya tersebut.
“Kita harus bersama-sama mewujudkan Probolinggo yang tercukupi kebutuhan airnya. Jangan biarkan warga sekitar sumber air menjadi penonton di tengah limpahan sumber daya. Keadilan air harus jadi komitmen bersama,” pungkasnya.