Bayu, seorang sopir jeep dari Kecamatan Sukapura, menyampaikan kekesalannya terhadap wisatawan yang belum melakukan pembelian tiket secara online sebelum masuk kawasan. Ia menilai, kelalaian ini menyebabkan antrean semakin panjang dan menyulitkan sopir jeep yang sudah mengikuti prosedur resmi.
“Kami sudah membeli tiket secara online sesuai aturan, tapi tetap harus menunggu lama karena ada banyak yang belum pesan tiket. Ini sangat menghambat operasional kami,” keluh Bayu.
Para sopir mendesak TNBTS agar segera mengevaluasi sistem antrean dan memberikan jalur khusus bagi kendaraan yang telah menyelesaikan pemesanan secara online. Menurut mereka, sistem yang ada sekarang justru memperparah kemacetan dan membahayakan keselamatan pengunjung.
Arip, sopir lainnya, menegaskan pentingnya penanganan segera dari pihak pengelola. Ia menyebut kemacetan yang terjadi di area masuk bisa memicu kepanikan hingga risiko kecelakaan, apalagi di waktu-waktu ramai.
Permasalahan antrean di kawasan Bromo disebut sudah lama menjadi keluhan. Banyak wisatawan menganggap sistem yang diterapkan kurang efisien dan memakan waktu. Oleh sebab itu, para sopir berharap aksi ini membuka mata pihak TNBTS agar segera melakukan pembenahan.
“Kami ingin solusi nyata. Supaya Bromo tetap jadi destinasi unggulan yang nyaman, baik untuk wisatawan maupun pelaku jasa seperti kami,” kata Arip.
Aksi protes ini menjadi bentuk aspirasi dari pelaku wisata lokal yang menuntut perhatian dan perubahan sistem demi kelancaran layanan di kawasan wisata andalan Jawa Timur ini.
Pewarta: Andy | Editor: Riaf
