PROBOLINGGO KOTA -PORTALPROBOLINGGO.COM Sejumlah proyek pembangunan di Kota Probolinggo, seperti revitalisasi Alun-alun dan perbaikan trotoar di Jalan Soekarno-Hatta, menuai sorotan publik. Pasalnya, sejumlah pohon yang selama ini menjadi peneduh kota justru ditebangi demi kelancaran proyek tersebut.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Harimau pun melaporkan tindakan penebangan pohon itu ke Polres Probolinggo Kota. Ketua DPW Harimau Jawa Timur, Muhammad Arif Billah, menilai langkah pemerintah kota terlalu gegabah dan tidak disertai kajian lingkungan yang matang.
“Kami tidak keberatan bila ada pembangunan. Tapi seharusnya pembangunan dapat dijalankan tanpa harus mengorbankan pohon. Pohon-pohon ini bukan hanya memperindah kota, tapi juga berfungsi sebagai paru-paru kota,” ujarnya, Kamis (23/10).
Menurut Arif, alasan penebangan karena akar pohon dianggap merusak trotoar tidak bisa dijadikan pembenaran utama.
“Kalau pun alasannya karena akar pohon merusak trotoar, berdasarkan peraturan yang kami baca, itu adalah alasan terakhir yang bisa diambil. Seharusnya ada upaya-upaya lain yang dilakukan selain menebang pohon, seperti pemangkasan atau penataan ulang area hijau. Makanya harus dikaji secara intensif,” tegasnya.
LSM Harimau mendesak agar penebangan pohon di kawasan tersebut segera dihentikan dan meminta Polresta Probolinggo untuk melakukan penyelidikan terhadap proses perencanaan dan pelaksanaan proyek yang dinilai tidak memperhatikan kelestarian lingkungan.
Kasat Reskrim Polres Probolinggo Kota, Iptu Zaenal Arifin, membenarkan adanya laporan tersebut.
“Iya, mas. Ada pengaduan baru masuk tentang penebangan pohon di Alun-alun,” ujarnya melalui pesan singkat saat dikonfirmasi PortalProbolinggo.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo, Retno Wandasari, seperti dikutip dari Radar Bromo, hanya memberikan tanggapan singkat terkait laporan LSM Harimau.
“Itu sudah sesuai regulasi dan ada penggantinya,” ucapnya.
Meski begitu, laporan tersebut tetap menjadi sorotan masyarakat. Banyak pihak berharap agar revitalisasi kota tetap berjalan tanpa mengorbankan ruang hijau yang menjadi bagian penting dari ekosistem perkotaan.(su/mi)
