-->

Notification

×

Keluarga Ibu Tina dan Penjual Kenitu Tegaskan Kejadian di Pasar Banyuanyar Nyata, Bukan Hoaks

Rabu, 16 Oktober 2024 | Oktober 16, 2024 WIB | Last Updated 2024-10-16T04:08:44Z
Keluarga Ibu Tina Bantah Klarifikasi Hoaks, Tegaskan Kerugian Penjual Kenitu Benar Terjadi

Probolinggo, 16 Oktober 2024 – Keluarga Ibu Tina dari Liprak Kidul kembali menegaskan bahwa kejadian yang melibatkan penjual kenitu di Pasar Banyuanyar adalah nyata, meskipun beberapa pihak menyebut cerita tersebut sebagai hoaks. Klarifikasi ini muncul setelah video Ibu Tina viral di media sosial, dan tim sukses salah satu pasangan calon bupati Probolinggo mendatangi rumahnya untuk merekam klarifikasi, namun tanpa izin untuk mengunggahnya ke sosial media.

Pada Rabu, 16 Oktober 2024, pukul 07:50 WIB, tim media kembali mengonfirmasi langsung kepada Effendi, penjual kenitu yang terlibat dalam kejadian tersebut. Effendi menegaskan bahwa ia benar-benar mengalami kerugian sebesar Rp300.000 setelah rombongan tim sukses membeli kenitunya dengan harga yang tidak wajar. “Saya dibayar Rp100.000 untuk 10 kilogram kenitu, tetapi banyak masyarakat yang ikut rombongan mengambil kenitu tanpa membayar. Kerugian saya Rp300.000, dan hingga sekarang belum ada penggantian,” ujar Effendi.

Kesaksian Pedagang Lain di Pasar Banyuanyar

Kesaksian dari pedagang lain di Pasar Banyuanyar semakin memperkuat cerita ini. Ibu Huda, yang berjualan di dekat Effendi, mengonfirmasi bahwa kejadian tersebut memang terjadi. “Effendi hanya menerima Rp100.000, padahal kenitunya habis. Kalau tidak percaya, tanya saja ke Pak Hasan dari Polsek Banyuanyar atau pedagang lain,” katanya.

Penjual es tebu di pasar yang sama juga mengatakan bahwa rombongan tim sukses membayar es tebunya dengan harga kurang dari yang seharusnya. “Saya hanya dapat untung kecil, sekitar Rp2.500, karena mereka tidak membayar penuh,” ujarnya.

Tuduhan Hoaks dan Tekanan Publik

Meskipun banyak kesaksian mendukung cerita ini, beberapa portal berita yang diduga mendukung salah satu pasangan calon menyebut kejadian ini sebagai hoaks. Keluarga Ibu Tina dan Effendi kecewa dengan tuduhan tersebut. “Ini bukan hoaks. Saya menerima Rp100.000 untuk 10 kilogram kenitu, dan dagangan saya yang lain diambil tanpa bayar. Kerugian saya nyata,” tegas Effendi.

Perlindungan Hukum dan Tindakan Selanjutnya

Hingga saat ini, keluarga Ibu Tina dan Effendi belum melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib, namun siap untuk melaporkannya jika tekanan terus berlanjut. Mereka berharap pihak berwenang bisa segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. “Kami siap melaporkan jika perlu, dan kami berharap perlindungan hukum bisa diberikan agar tidak ada lagi tekanan atau intimidasi,” ujar suami Ibu Tina.

Kasus ini terus menyedot perhatian publik, dan banyak pihak yang berharap agar masalah ini bisa diselesaikan secara adil tanpa ada tekanan politik lebih lanjut.
×
Berita Terbaru Update
Lapor Portal

Dukung Portal Probolinggo

QRIS Portal Probolinggo

Scan kode QRIS di atas untuk berdonasi

💸
Scan QRIS untuk Donasi

QRIS Portal Probolinggo

-->