PROBOLINGGO - Kerusakan parah di jalur utama menuju kawasan wisata Gunung Bromo, tepatnya di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, kini menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan pariwisata dan ekonomi masyarakat sekitar.
Jalan yang mulai retak sejak awal Mei 2025 itu akhirnya ambles, membentuk lubang selebar dua meter dengan panjang lebih dari enam meter dan kedalaman dua meter. Tragisnya, insiden maut terjadi pada Minggu malam (1/6/2025) saat dua pengendara sepeda motor terperosok ke dalam lubang dan tewas di tempat.
Meski kerusakan jalan telah dilaporkan kepada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Probolinggo sejak 14 Mei 2025 dan sempat disurvei, perbaikan tak kunjung dilaksanakan. Hal ini menimbulkan kekecewaan dan kekhawatiran warga.
“Bromo itu bukan tempat wisata lokal biasa, ini destinasi nasional. Tapi aksesnya justru dibiarkan rusak parah. Ini bisa merusak citra wisata dan merugikan masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari sektor ini,” ujar Kepala Desa Ngadisari, Sunaryono, Senin (2/6/2025).
Sebagai respons atas tragedi tersebut, warga bergerak cepat menutup lubang dengan tanah secara gotong royong menggunakan 10 unit mobil pikap. Penanganan itu bersifat darurat dan hanya mencegah agar tak ada lagi korban.
Menurut Sunaryono, jalur menuju Bromo bukan hanya penting bagi wisatawan, tetapi juga menjadi urat nadi perekonomian warga desa. Akses jalan yang rusak berisiko menurunkan jumlah kunjungan wisatawan, menghambat distribusi logistik, dan pada akhirnya merugikan usaha mikro hingga pelaku jasa wisata lokal.
“Jangan sampai infrastruktur yang buruk mengorbankan mata pencaharian warga. Kami sangat berharap pemerintah daerah segera bertindak, sebelum dampaknya semakin luas,” tegasnya.
Aksi swadaya warga pun mendapat apresiasi dari berbagai pihak, namun tekanan terhadap Pemkab Probolinggo untuk segera turun tangan secara struktural kini semakin kuat.