Probolinggo - Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal di PT Gudang Garam, salah satu produsen rokok terbesar dan legendaris di Indonesia, mengguncang publik. Video viral yang menampilkan pelukan perpisahan penuh air mata para pekerja yang diduga terjadi di daerah tuban mencerminkan betapa beratnya kehilangan pekerjaan sekaligus harapan hidup bagi ribuan keluarga.
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo dari Fraksi PDI Perjuangan, Khairul Anam, menyatakan keprihatinan mendalam. Ia menegaskan bahwa tragedi ini bukan hanya duka pekerja, tetapi juga duka bersama bangsa.
Khairul Anam meminta pemerintah pusat meninjau ulang kebijakan fiskal, terutama kebijakan cukai hasil tembakau yang terus naik setiap tahun. Menurutnya, tingginya tarif cukai menjadi salah satu faktor melemahnya pasar rokok nasional hingga menggerus laba perusahaan dan memicu efisiensi tenaga kerja.
“Regulasi harus berpihak pada keberlanjutan industri padat karya, bukan hanya mengejar penerimaan negara semata,” tegasnya.
Tak hanya itu, ia juga mendorong Pemerintah Kabupaten Probolinggo untuk menyiapkan langkah mitigasi agar tidak terjebak dalam krisis serupa. Beberapa solusi yang ditawarkan antara lain:
- Diversifikasi ekonomi daerah agar tidak bergantung pada satu sektor industri.
- Program reskilling dan upskilling bagi para pekerja yang terdampak agar siap dengan kebutuhan pasar kerja baru.
- Penguatan sektor UMKM dan industri kreatif sebagai penopang ekonomi lokal.
Menurutnya, gelombang PHK massal ini menjadi peringatan keras tentang rapuhnya ketahanan ekonomi daerah jika tidak ada strategi jangka panjang.
“Kita tidak boleh menutup mata. Ribuan keluarga bergantung pada sektor ini. Pemerintah harus hadir dengan kebijakan yang melindungi pekerja sekaligus menjaga keberlanjutan ekonomi,” tutup Khairul Anam . (ma/pri)
