PROBOLINGGO.Seorang pemuda yang diduga menghina santri dan kiai melalui media sosial akhirnya diamankan oleh Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kota Probolinggo. Pemuda tersebut diketahui membuat unggahan yang dinilai melecehkan aksi damai ribuan santri dan kiai di Gedung DPRD Kota Probolinggo pada Senin (20/10/2025).
Kasus ini bermula dari unggahan akun TikTok bernama @fadyl, yang melakukan stitch terhadap video pemberitaan dari PortalProbolinggo. Video aslinya sebelumnya telah ditonton lebih dari 400 ribu kali di TikTok dan hampir 100 ribu kali di Instagram. Namun versi unggahan akun @fadyl tersebut dinilai mengandung unsur ejekan terhadap kalangan santri dan kiai yang tengah berunjuk rasa menolak tayangan televisi yang dianggap melecehkan pesantren.
Unggahan itu kemudian menyebar luas di berbagai grup WhatsApp dan menimbulkan kemarahan di kalangan santri. Merespons hal tersebut, Banser Probolinggo bergerak cepat. Pada Senin malam (20/10/2025), sejumlah anggota Banser melakukan penelusuran terhadap identitas pemilik akun hingga akhirnya berhasil menemukannya. Pemuda tersebut kemudian diamankan dan diserahkan ke Polresta Probolinggo untuk menghindari tindakan massa serta memastikan proses hukum berjalan sesuai prosedur.
Kasatreskrim Polresta Probolinggo, IPTU Zainal Arifin, membenarkan adanya penangkapan tersebut. “Iya, mas. Yang bersangkutan saat ini sedang berada di Polres dan dalam proses pemeriksaan,” ujarnya melalui pesan singkat WhatsApp kepada wartawan, Senin malam (20/10/2025).
Hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami motif serta konten yang diunggah oleh pemuda tersebut. Sementara itu, organisasi Banser menegaskan bahwa tindakan pengamanan dilakukan murni untuk menjaga kondusivitas dan mencegah amarah massa yang dapat meluas.
Peristiwa ini menjadi sorotan publik di Probolinggo dan jagat maya, mengingat konteksnya bersinggungan dengan isu keagamaan dan kehormatan pesantren menjelang peringatan Hari Santri Nasional. Polisi mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam bermedia sosial dan tidak memprovokasi melalui unggahan yang berpotensi menimbulkan perpecahan.