-->

Notification

×

Ribuan Warga Padati Ancakan XI di Pesantren Nurud Da’wah Sokaan

Selasa, 23 September 2025 | September 23, 2025 WIB | Last Updated 2025-09-23T11:26:24Z

Probolinggo, 22 September 2025-Ribuan warga dari berbagai penjuru Probolinggo memadati Pondok Pesantren Nurud Da’wah Sokaan, Kecamatan Krejengan, dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bertajuk Ancakan XI. Tradisi yang telah berjalan selama 11 tahun ini menjadi wujud kolaborasi antara pesantren, ulama, dan masyarakat untuk menjaga warisan leluhur sekaligus meneguhkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.

Arak-Arakan Ancak Agung

Sejak sore usai Ashar, warga menyemut di sepanjang jalan desa menyambut arak-arakan ancak agung dari kantor Desa Sokaan menuju Pondok Pesantren.

Gunungan hasil bumi yang berisi buah dan sayuran lokal diangkut menggunakan mobil pick up, diiringi tabuhan drumband dan lantunan shalawat. Sejumlah desa sekitar turut serta mengirim ancak agung, menegaskan semangat gotong royong dan persatuan.

Tukar Menukar Ancak

Sebelum acara Maulid dimulai, warga membawa ancak biasa berisi nasi, lauk, kue, dan buah dalam wadah dari pelepah pisang serta bambu. Mereka saling menukar ancak dengan jamaah lain secara tertib, menjadikan momen ini sarana mempererat silaturahmi.

Maulid Nabi dan Tausiyah

Selepas Magrib, ribuan jamaah memadati halaman pesantren untuk mengikuti pembacaan Maulid Nabi dan shalawat bersama. Suasana khidmat terasa ketika jamaah berdiri pada mahallul qiyam, mengenang kelahiran Rasulullah SAW.

Pengasuh Pondok Pesantren Nurud Da’wah, KH. Syaiful Bahri Syifa’, menegaskan dalam tausiyahnya bahwa Maulid Nabi adalah momentum penting untuk meneladani akhlak Rasulullah sekaligus menguatkan kebersamaan umat.

Pesan Inisiator: Jaga Warisan Leluhur

Dalam wawancara terpisah, Kyai Mawardi Syifa’ menegaskan bahwa acara ini bukan hanya perayaan Maulid, melainkan juga inisiatif untuk menjaga budaya Nusantara yang mulai ditinggalkan.

“Acara ini untuk memperingati kelahiran Kanjeng Nabi dan juga menjaga warisan leluhur. Saya tidak ingin budaya leluhur ini hilang begitu saja. Harus dikembangkan, harus disosialisasikan, dan harus dijaga agar budaya Nusantara ini tetap utuh dan kita ingat asal-usul kita,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menekankan aspek kepedulian lingkungan. “Selain itu, kita juga ingin mengurangi sampah plastik. Karena itu, wadah ancak dibuat dari pelepah pisang dan bambu agar ramah lingkungan,” tambahnya.

Kyai Mawardi berharap, tradisi Ancakan ke depan dapat berkembang lebih luas. “Harapan saya, tradisi ini tidak hanya di Sokaan, tetapi menyebar ke seluruh Kabupaten Probolinggo agar nilai budaya leluhur tetap kekal, dan semua tetap dalam koridor syariat serta Ahlussunnah wal Jama’ah,” tutupnya.

Berkah yang Dibagikan

Sebagai penutup, panitia mengumpulkan isi ancak agung, menatanya kembali, lalu membagikannya secara rata kepada seluruh jamaah. Hasil bumi diberikan untuk orang dewasa, sementara snack dan makanan ringan dibagikan khusus untuk anak-anak. Semua berlangsung tertib, mencerminkan nilai keadilan dan kebersamaan yang menjadi inti acara.(ma/ab)

×
Berita Terbaru Update
Lapor Portal

Dukung Portal Probolinggo

QRIS Portal Probolinggo

Scan kode QRIS di atas untuk berdonasi

💸
Scan QRIS untuk Donasi

QRIS Portal Probolinggo

-->