
Probolinggo –PortalProbolinggo.con Sebuah video dan rekaman CCTV yang diunggah akun Instagram Probolinggo Kitatengah menjadi perbincangan hangat publik. Dalam unggahan tersebut, seorang perempuan yang diduga merupakan pemilik salah satu apotek di Jalan Soekarno-Hatta, Probolinggo, meluapkan kekecewaannya setelah neon box miliknya diduga dirusak oleh pekerja proyek pembangunan trotoar tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu.
Dalam pernyataannya melalui pesan suara kepada admin media sosial, pemilik apotek tersebut mengungkapkan bahwa dirinya sedang berada di luar kota ketika kejadian berlangsung. Ia menyebut bahwa CCTV di lokasi sudah menjelaskan secara gamblang bahwa neon box apoteknya dirusak saat pekerjaan proyek berlangsung.
“CCTV itu sudah jelas banget menunjukkan neon box itu dirusak. Yang membuat kecewa, kenapa tidak ada komunikasi sama sekali? Kita ini kan buka 24 jam. Kalau dikasih tahu, pasti kita bantu. Kan sama-sama untuk kebaikan, trotoar jadi bagus, tempat usaha juga jadi rapi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa posisinya sudah berkoordinasi dengan mandor proyek terkait keluhan drainase di depan apotek yang kerap tergenang saat hujan deras. Mandor disebut sempat menjanjikan adanya solusi berupa saluran pembuangan, meski anggaran tidak memungkinkan penambahan gorong-gorong seperti yang diterapkan di tempat lain.
Namun keganjilan muncul ketika pemilik apotek tersebut melihat rekaman CCTV. Ia mendapati beton cor yang sudah selesai dikerjakan justru dihancurkan kembali dan diganti dengan pemasangan gorong-gorong baru.
“Yang bikin heran, cor-corannya sudah bagus kok malah dihancurin lagi. Terus diganti gorong-gorong. Sebenarnya bagus sih salurannya jadi lebih besar, cuma yang disayangkan kenapa harus ngerusak tanpa info. Seolah-olah tidak ada etika dan prosedur,” keluhnya.
Ia juga menegaskan bahwa persoalan ini bukan sepenuhnya kesalahan pemerintah, tetapi lebih pada pihak pelaksana proyek yang dinilai kurang beretika dalam berkomunikasi dan tidak memberikan pemberitahuan sebelum melakukan tindakan yang berpotensi merugikan warga.
Rekaman CCTV menunjukkan peristiwa tersebut terjadi pada 30 November 2025, dan sejak viral, unggahan itu memancing beragam reaksi netizen.
Salah satu pengguna bernama Prianto Puji menulis, “Emang ngawur kok. Berkali-kali kabel fiber optic juga kena krawuk alat berat.”
Akun lain, @oktavintn_fradlla, menyoroti proses pembangunan yang dinilai tidak teratur.
“Seharusnya kalau memang mau ada perubahan diproses pembangunan bertahap aja, nggak sih? Jangan semua dibongkar total. Alun-alun belum beres, udah bongkar trotoar jalan, tebang-tebang pohon. Sangat mengganggu jalan!”
Keluhan senada datang dari @deryImelindaaaaa_, yang mengaku neon box di tempat kerjanya juga mengalami kerusakan.
“Awalnya dipindahin benar, tapi pas disimpan malah rusak. Saat itu ketemu driver Maxim yang ngabarin bos saya,” tulisnya.
Adapun akun budi.santoso.90260403 mengungkap dampak lain dari pengerjaan proyek tersebut.
“Sudah lebih 10 hari mobil tidak bisa masuk ke homestay. Banyak tamu batal menginap karena tidak bisa parkir,” ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kontraktor maupun dinas terkait mengenai insiden perusakan neon box tersebut. Warga berharap pemerintah melakukan evaluasi serius terhadap koordinasi, etika kerja, dan standar operasional pelaksana proyek agar kejadian serupa tidak terulang kembali.